top of page

Hubungan Pemberian Kemoterapi Fase Induksi terhadap Fungsi Hati Pasien Anak dengan Leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan


Hubungan Pemberian Kemoterapi Fase Induksi terhadap Fungsi Hati Pasien Anak dengan Leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan

Sumber: Medicinus Vol. 37 ISSUE 1, MARCH 2024

Fahira Mulya Suhady, Selvi Nafianti, Rina Amelia, Irma Sepala Sari Siregar

Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara RSUP Haji Adam Malik Medan


Abstrak

Leukemia menduduki urutan sepuluh besar penyakit kanker terbanyak yang umumnya diderita oleh anak-anak. Pengobatan yang paling sering digunakan pada leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi pada leukemia dibagi menjadi beberapa fase, fase induksi termasuk salah satu fase kemoterapi paling singkat dan intensif. Agen kemoterapi yang digunakan dalam fase induksi umumnya memiliki potensi efek samping berupa gangguan fungsi hati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberian kemoterapi terhadap fungsi hati pada pasien anak dengan leukemia yang menjalani fase induksi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2021-2023. Penelitian ini merupakan penelitian analitik perbandingan dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data menggunakan rekam medis dengan uji statistik Wilcoxon. Dari 100 pasien anak penderita leukemia, nilai mean dan standar deviasi kadar enzim aspartate aminotransferase (AST) sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi fase induksi adalah 30,21±23,235 dan 37,11±25,223; serta kadar enzim alanine transaminase (ALT) memiliki rerata sebesar 48,37±62,824 dan 61,48±64,301. Hasil uji Wilcoxon antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan parameter fungsi hati AST dan ALT menunjukkan nilai p<0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan nilai parameter fungsi hati AST dan ALT pada pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023.

Kata kunci: kemoterapi, fase induksi, AST, ALT, leukemia


Abstract

Leukemia is one of the top ten most common cancers with high incidence in children. One of the main treatment modalities for leukemia is chemotherapy. Chemotherapy for leukemia is divided into several phases, one of them is induction phase, which is usually the shortest and the most intensive phase. Chemotherapeutic agents that are often used in induction phase have several risk of adverse reactions, one of them is hepatic impairment. This study aims to evaluate the effect of induction chemotherapy towards liver function of pediatric patients with leukemia at RSUP Haji Adam Malik, Medan from 2021-2023. This is a comparative analytical study with cross-sectional design. The sample used in this study was pediatric patients with leukemia at Haji Adam Malik Hospital in Medan in 2021-2023 that meet the inclusion and exclusion criteria. Data were collected using medical records and analysed using Wilcoxon statistical test. From 100 pediatric patients with leukemia, the mean and standard deviation values of aspartate aminotransferase (AST) enzyme level before and after induction phase chemotherapy were 30.21±23.235 and 37.11±25.223, and the alanine transaminase (ALT) enzyme level had the average of 48.37±62.824 and 61,48±64,301. Result of Wilcoxon test showed p value of <0.05. There was a significant relationship between administration of induction phase chemotherapy and the level of AST and ALT as parameter of liver function in pediatric patients with leukemia at Haji Adam Malik Hospital Medan in 2021-2023.

Keywords: chemotherapy, induction phase, AST, ALT, leukemia


Pendahuluan

Leukemia adalah kanker yang menyerang sel darah muda (baru terbentuk). Umumnya leukemia menyerang sel darah putih, tetapi pada beberapa kasus leukemia dapat bermula dari tipe sel darah lainnya.1 Dalam 5 tahun terakhir terdapat 41.701 kasus leukemia di Indonesia. Oleh karena itu, leukemia menduduki urutan sepuluh besar penyakit kanker terbanyak di Indonesia dengan 14.979 kasus baru dan 11.530 kematian akibat penyakit ini.5 Leukemia banyak diderita oleh anak-anak dengan rentang usia 0-10 tahun. Data menunjukkan terdapat 28% kasus leukemia pada anak, diikuti oleh kanker otak dan tumor sistem saraf lainnya (27%).10 Di Indonesia, prevalensi leukemia didominasi oleh laki-laki dengan prevalensi 6,8% dan perempuan dengan prevalensi 4,4%.5

Modalitas utama yang digunakan dalam tata laksana leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi dalam leukemia dibagi dalam beberapa fase, yaitu fase induksi, fase konsolidasi (intensifikasi), dan fase pemeliharaan (setelah konsolidasi). Fase induksi adalah fase singkat dan intensif yang berlangsung sekitar satu bulan.2 Tujuan kemoterapi fase induksi adalah menghasilkan (menginduksi) remisi. Hal ini berarti sel-sel leukemia tidak lagi ditemukan dalam sampel sumsum tulang, sel-sel normal kembali, dan jumlah darah menjadi normal. Pemberian kemoterapi dilakukan dengan menggunakan kombinasi beberapa obat.3 Umumnya kombinasi obat yang digunakan untuk kemoterapi fase induksi pada leukemia adalah vincristine, golongan anthracycline (daunorubicin atau doxorubicin), steroid seperti prednisone atau dexamethasone, dan L-asparaginase.9 Fase konsolidasi adalah fase intensif yang berlangsung selama beberapa bulan.2 Tujuan kemoterapi fase konsolidasi adalah membunuh sel-sel yang mungkin selamat dari kemoterapi fase induksi serta menghentikannya kembali dan/atau menyebar ke sistem saraf pusat.3 Fase pemeliharaan adalah fase yang kurang intensif dan biasanya berlangsung selama dua tahun.2 Tujuan fase pemeliharaan adalah mempertahankan durasi remisi dan mencegah leukemia datang kembali.3 Penggunaan obat-obatan kemoterapi pada pasien leukemia yang sedang melakukan kemoterapi mungkin dapat menimbulkan efek terhadap gangguan fungsi hati. Selain efek pengobatan, gangguan fungsi hati dapat disebabkan oleh adanya infiltrasi sel kanker ke organ hati.13

Penggunaan vincristine terbukti mengakibatkan peningkatan sementara kadar enzim transaminase.4 Selain itu, dilaporkan pula bahwa 5-10% pasien dengan riwayat penggunaan vincristine mengalami peningkatan sementara dan asimtomatik dari kadar serum aminotransferase yang berpotensi menyebabkan kemungkinan terjadinya cedera hati meskipun hal ini sangat jarang ditemukan.11 Penggunaan obat golongan anthracycline (daunorubicin atau doxorubicin) juga memiliki beberapa catatan laporan mengenai efek samping yang mengancam jiwa.12 Abnormalitas enzim pada hati juga dilaporkan pada pengguna obat asparaginase.4


Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian kemoterapi fase induksi terhadap fungsi hati pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2021-2023.


Metode penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik perbandingan dengan mengambil nilai rata-rata fungsi hati pasien anak dengan leukemia sebelum dan setelah menjalani kemoterapi fase induksi. Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sekunder dengan data rekam medik yang diperoleh dari RSUP Haji Adam Malik Medan. Data pasien anak dengan leukemia berusia di atas 1 tahun sampai kurang dari 18 tahun yang dibutuhkan sebagai variabel penelitian adalah jenis kelamin, usia, serta kadar serum AST dan ALT yang dipilih berdasarkan waktu pemeriksaan awal kemoterapi fase induksi dan akhir kemoterapi fase induksi. Data yang sudah terkumpul dianalisis dan diolah menggunakan aplikasi SPSS dengan uji beda mean (p<0,05).


Hasil

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 100 pasien anak penderita leukemia, didapatkan persentase pasien anak dengan leukemia berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah pasien anak laki-laki adalah 58 orang (58%) sedangkan jumlah pasien anak perempuan adalah 42 orang (42%). Berdasarkan usia, anak penderita leukemia fase induksi paling banyak berusia 1-5 tahun dengan jumlah 53 orang (53%), diikuti dengan pasien anak berusia 6-10 tahun yang berjumlah 31 orang (31%), pasien anak berusia 11-15 tahun berjumlah 12 orang (12%), dan pasien anak berusia 16-17 tahun berjumlah 4 orang (4%). Data pasien berdasarkan distribusi jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Tabel 1.

Penelitian ini juga memperoleh hasil untuk rata-rata kadar fungsi hati AST dan ALT pada anak penderita leukemia sebelum diberikan kemoterapi fase induksi di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah 30,21±23,235 dan 48,37±62,824. Sementara itu, setelah pemberian kemoterapi, kadar fungsi hati mengalami peningkatan menjadi 37,11±25,223 dan 61,48±64,301. Data pengukuran ini dapat dilihat pada Tabel 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar fungsi hati AST dan ALT sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi fase induksi pada anak penderita leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan (p≤0,05) dengan selisih rata-rata AST dan ALT sebesar -6,9 dan -13,11 (Tabel 3). Dari hasil ini maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan pemberian kemoterapi fase induksi terhadap fungsi hati pada pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan.



Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik pasien anak dengan leukemia yang menjalani fase induksi



Tabel 2. Rata-rata kadar serum enzim penanda fungsi hati (AST dan ALT) pada pasien anak dengan leukemia sebelum dan sesudah kemoterapi fase induksi



Tabel 3. Uji Wilcoxon kadar serum enzim penanda fungsi hati (AST dan ALT) pada pasien anak dengan leukemia sebelum dan sesudah kemoterapi fase induksi


Leukemia akut lebih sering terjadi pada laki-laki di hampir semua usia, dan fenomena ini masih belum dapat dijelaskan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, didapatkan bahwa pasien anak yang menderita leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2021-2023 didominasi oleh pasien anak laki-laki dibandingkan pasien anak perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Huang et al. (2022) yang menyatakan ASR pria (6,3) atau 40% lebih tinggi daripada wanita (4,5) di seluruh dunia.6 Selain itu, data GLOBOCAN pada tahun 2020 juga menyatakan bahwa kasus leukemia di Indonesia didominasi oleh laki-laki dengan prevalensi 6,8% dan perempuan 4,4%.

Pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2021-2023 dalam penelitian ini juga digolongkan berdasarkan usia dan didapatkan hasil balita berusia 1-5 tahun lebih berisiko menderita leukemia, diikuti dengan pasien anak berusia 6-10 tahun, pasien anak berusia 11-15 tahun, dan pasien anak berusia 16-17 tahun. Data GLOBOCAN pada 2020 juga menunjukkan bahwa leukemia banyak diderita oleh anak-anak dengan rentang usia 0-10 tahun. Leukemia merupakan kanker dengan angka kejadian yang paling tinggi pada anak, di mana 75% kasus terjadi pada anak di bawah usia 6 tahun. Tingkat kejadian tahunan leukemia berbeda-beda di seluruh dunia, sekitar 1-4 kasus baru per 100.000 anak-anak di bawah usia 15 tahun, dengan kejadian puncak pada usia sekitar 2-5 tahun.8

Pasien leukemia memerlukan penilaian fungsi hati yang cermat sebelum memulai kemoterapi untuk menentukan obat mana yang sesuai atau harus dimodifikasi. Kelainan tes fungsi hati pada pasien sesudah kemoterapi mungkin disebabkan oleh regimen obat atau karena proses perjalanan penyakit.7 Hati adalah situs utama untuk metabolisme banyak obat- obatan sehingga potensi efek samping obat pada organ hati harus diperhitungkan saat pemberian dosis. Menurut penelitian terdahulu, seiring dengan penggunaan obat vincristine, terjadi pula peningkatan sementara kadar enzim transaminase.4 Dalam penelitian lain, disebutkan pula bahwa 5-10% pasien dengan riwayat penggunaan vincristine mengalami peningkatan sementara dan asimtomatik kadar serum aminotransferase yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya cedera hati meskipun hal ini sangat jarang ditemukan.11 Selain itu, penggunaan obat golongan anthracycline (daunorubicin atau doxorubicin) juga memiliki beberapa catatan laporan efek samping yang mengancam jiwa. Hal ini dibuktikan melalui abnormalitas dari tes fungsi hati pada 8 orang pasien dari penelitian tersebut.4

Selama pengobatan leukemia akut, kadar ALT, AST, dan bilirubin total (BT) meningkat sebagai respons terhadap kemoterapi.9 Hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan juga menunjukkan bahwa peningkatan serum enzim fungsi hati AST dan ALT memiliki korelasi dengan pemberian regimen obat-obatan kemoterapi fase induksi. Hal ini disajikan pada tabel 3 yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kadar serum fungsi hati (AST dan ALT) sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi fase induksi pada anak penderita leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2021-2023 (p≤0,05) dengan selisih rata-rata AST dan ALT sebesar 6,9 dan 13,1. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa pemberian kemoterapi fase induksi memiliki hubungan bermakna terhadap fungsi hati pada pasien anak dengan leukemia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Singapura dan Amerika Serikat, dengan hasil 10,7% dan 53,9% pasien leukemia limfoblastik akut yang menerima L-asparaginase masing-masing memiliki kadar transaminase hati dan transaminitis derajat 3 atau 4. Sebuah penelitian dari Belanda melaporkan kejadian hiperbilirubinemia derajat 3 atau 4 dan peningkatan ALT pada 10% dan 26% pasien. Penelitian lain yang dilakukan oleh Islam, et al. (2020) juga menyatakan terdapat peningkatan serum total bilirubin, ALT, dan AST sebagai respons dari obat kemoterapi fase induksi pada pasien leukemia.6


Kesimpulan

Pada penelitian ini didapatkan persentase kasus leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2021-2023 pada anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan. Sementara itu, persentase usia pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2021-2023 paling banyak ditemukan pada usia balita. Persentase data penilaian fungsi hati menunjukkan peningkatan kadar fungsi hati AST dan ALT yang signifikan sebelum dan sesudah kemoterapi fase induksi pada anak penderita leukemia di RSUP Haji Adam Malik tahun 2021-2023. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian kemoterapi fase induksi terhadap parameter fungsi hati AST dan ALT pada anak penderita leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2021-2023.


DAFTAR PUSTAKA

  1. American Cancer Society. Leukemia. American cancer Society. Available from: https://www.cancer.org/cancer/leukemia.html. 2023. [accessed 12 April 2023]

  2. American Cancer Society. Chemotherapy for Acute Lymphocytic Leukemia (ALL). Availablefrom:https://www.cancer.org/cancer/types/acute-lymphocytic-leukemia/treating/chemotherapy.html  2018.[Accessed 13 Mei 2023]

  3. Cancer Council NSW. Chemotherapy for ALL. Cancer Counsil NSW. Available from: https://www.cancercouncil.com.au/acute-lymphoblastic-leukaemia/treatment/chemotherapy/ 2022. [Accessed 1 Februari 2024]

  4. Grigoria, . an& O’brien CB. Hepatotoxicity Secondary to Chemotherapy. Journal of Clinical and Translational Hepatology 2014 2(2) 95–102.

  5. Global Burden of Cancer Study. Qualitative Research. Indonesia: Globocan 2020. Availablefrom:https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf 2021. [Accessed 12 April 2023]

  6. Huang J, Chan SC, Ngai CH, Lok V, Zhang L, Lucero-Prisno DE, et al. Disease Burden, Risk Factors, and Trends of Leukaemia: A Global Analysis. Frontiers in Oncology 2022;12:1–15.

  7. Islam T, Rahman AKMS, Hasan MK, Jahan F, Mondal MC, Ferdoudhi S, et al. Liver Function Tests in Patients of Acute Leukemia Before and After Induction Chemoterapy. Journal of Biosciences and Medicines 2020;8(2):11-21.

  8. Lufityanti A, Fadraersada J, dan Masruhim MA. Pola Pengobatan Pasien Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 2016;4(1):1–6.

  9. Mekonnen AT and Wondmeneh TG. Evaluation of Liver Function Tests to Identify Hepatotoxicity Among Acute Lymphoblastic Leukemia Patients Who are Receiving Chemotherapy Induction. Scientific Reports 2022;12(1):1–17.

  10. National Cancer Institute. Chemotherapy to Treat Cancer. National Cancer Institute. Available from: https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types/chemotherapy 2022. [Accessed 12 Mei 2023]

  11. National Institute of Health. LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury, Vinca Agents National Institute of Health. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547989/ 2020. [Accessed 18 Juni 2023]

  12. National Institute of Health. LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury, Doxorubicin National Institute of Health. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548622/ 2018.[Accessed 18 Juni 2023]

  13. Whiteley AE, Price TT, Cantelli G, Sipkins DA. Leukaemia: A Model Metastatic Disease. Nature Reviews Cancer 2021;21(7):461–75.

0 tampilan
bottom of page